Jakarta, OG Indonesia — Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas, dan Panas Bumi Indonesia (APMI) secara resmi menyerahkan password akses Rig Database 4.0 kepada pihak Pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM lewat Ditjen Migas, Ditjen EBTKE, serta SKK Migas.
Diterangkan Tito Loho, Wakil Humas Antar Lembaga APMI, pihaknya menyediakan Rig Database 4.0 secara online agar menjadi wadah informasi ketersediaan rig anggota APMI. “Ini guna menunjang program sektor energi Pemerintah dalam hal ini sektor migas maupun sektor panas bumi,” ucap Tito dalam acara seremonial penyerahan password akses yang dilakukan secara daring yang juga diikuti OG Indonesia, Selasa (16/2/2021).
Seperti diketahui untuk sektor hulu migas akan melakukan kegiatan pengeboran secara masif demi mewujudkan target produksi minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030 yang dipasang Pemerintah. “Rencananya SKK Migas akan melakukan pengeboran sampai 600-an sumur pada tahun ini, hanya tahun ini saja,” ungkap Tito.
Dengan kampanye pengeboran yang marak tersebut, menurut Tito harus didukung dengan ketersediaan rig yang siap pakai. “Kami APMI sangat ngerti dan tanggap akan hal ini, kemudian kami segera menggalang anggota dengan tujuan menyiapkan sistem informasi berbasis partisipatif,” tuturnya.
Tito menyampaikan database ketersediaan rig APMI bisa diakses secara online oleh pihak Pemerintah serta pemakai jasa rig di situs www.apmi-online.org.
Ketua Umum APMI Wargono Soenarko meminta agar pihak Pemerintah serta perusahaan pemakai jasa rig bisa berpatokan pada Rig Database 4.0 APMI tersebut. “Supaya yang tidak mendaftar yang cuek tidak mau masuk ke dalam daftar database ini nggak kebagian kerjaan, atau dinomorduakan,” ujarnya.
Wargono menambahkan bahwa hal ini bertujuan demi menggiring para anggota APMI untuk berpartisipasi mendaftarkan data-data yang lebih akurat dari rig-rig yang mereka miliki ke dalam database yang sudah dibuat tersebut. “Kalau ini berjalan dengan baik tentunya Pemerintah akan memiliki data yang lebih akurat yang akan membantu perencanaan eksplorasi maupun eksploitasi. Jangan sampai rencananya begitu besar, begitu luas, tetapi ternyata alat (rig) tidak ada di Indonesia,” papar Wargono.
Desta Andra Djumena, Kepala Divisi Operasi Pengeboran dan Perawatan Sumur SKK Migas menyambut baik adanya Rig Database 4.0 dari APMI ini. Ditegaskan olehnya, kegiatan pengeboran merupakan kegiatan inti dari industri hulu migas agar bisa memproduksikan minyak dan gas bumi.
Dia pun membeberkan bahwa untuk tahun 2021 ini ada 616 kegiatan pengeboran sumur pengembangan, 43 sumur eksplorasi, dan 616 kegiatan work over, belum termasuk kegiatan well service yang juga harus ditunjang dengan peralatan utama yaitu rig. “Kami sangat mendukung apa yang sedang dilakukan dan dibangun oleh APMI sehingga kami (juga) menunggu kontribusinya. Semoga dari database yang dibuat bisa terus berkembang dan bisa mengalahkan aplikasi-aplikasi yang sebagaimana kita tahu ada di pasar,” kata Desta.
Sementara itu Harris Yahya, Direktur Panas Bumi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM, mengatakan dengan kemudahan terkait informasi rig yang tersedia lewat Rig Database 4.0 APMI, dapat mendukung dan mempermudah kinerja pengeboran panas bumi di Indonesia. “Mudah-mudahan ada impact-nya, karena kan kompetisi nanti semakin jalan, sehingga kita berharap nanti ada penurunan cost kalau memungkinkan di biaya drilling-nya,” harap Harris. RH